Propinsi
Kalimantan Selatan adalah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sejak
masa penjajahan, masyarakat Kalimantan mengangkat senjata untuk mengusir
penjajah dari bumi pertiwi. Tidak sedikit harta dan nyawa yang dikorbankan
untuk merebut kemerdekaan. Dengan semboyan “ Waja Sampai Kaputing” masyarakat
kalimantan berhasil menyumbangkan jiwa raganya untuk kemerdekaan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Sejarah kemerdekaan masa lalu sampai saat ini
masih meresap dihati sanubari masyarakat Kalimantan, namun kepedihan dalam berkorban
menuntut kemerdekaan sampai detik ini belum terobati. Pulau Kalimantan masih
tertinggal di dalam pembangunannya, masyarakatnya masih tertinggal dari
kemapanan hidup dan perekonomian masyarakatnya masih dibawah standar kehidupan
masyarakat Indonesia.
Impian
masyarakat Kalimantan yang ingin menikmati kekayaan alamnya sesuai
Undang-Undang dasar 1945 Pasal 33 Ayat (4) yaitu perekonomian nasional
diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan,
efesiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian serta
dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. Masih belum
dinikmati oleh masyarakat Kalimantan. Harapan itu ternyata masih jauh mengingat
selama 66 tahun merdeka, kekayaan alam hanyalah milik para penguasa.
Kemajuan
pembangunan dan peningkatan ekonomi daerah merupakan syarat utama kesejahteraan
masyarakat. Namun hal itu, di kalimantan Selatan masih menjadi perdebatan yang
tidak ada ujung pangkalnya. Tarik menarik kepentingan masih mendominasi politik
daerah sampai kepada tawar menawar kepentingan bagi elit politik ataupun
birokrasi di Propinsi Kalimantan Selatan.
Persoalan
dan permasalahan yang masih menggurita ini, mengusik pemikiran salah satu tokoh
masyarakat Kalimantan Selatan yang ada di Jakarta, yaitu Drs. Moebransyah
Ramli, AKF. Beliau adalah Mantan Duta Besar Irak tahun 1999 dan juga pendiri
yayasan IAMF ( Indonesia Administration
And Management Foundation). Keterlibatannya dipemerintahan Orde Baru
menjadikan posisi karir tertingginya sebagai pejabat eselon satu di BKKBN/Kependudukan.
Tokoh Kalsel yang mempunyai kegemaran bekerja keras ini, banyak memberikan
pemikiran-pemikiran yang sangat strategis terhadap pembangunan Kalimantan
Selatan, baik kepada Bupati, Walikota, Gubernur dan para tokoh masyarakat Kalimantan
Selatan.
Bagaimana
pemikiran beliau dan apa saja yang seharusnya dilakukan oleh pemerintah daerah
dan pemerintah pusat. Berikut kutipan tulisannya yang dirangkum oleh
redaksi KWKS.
Dikemukakan
dalam pemikirannya bahwa dalam membangun daerah harus diawali dengan visi dan
misi. Kedua hal tersebut berasal dari impian, cita-cita dan niat yang berakhir
dengan sasaran. Implemantasinya adalah dengan perencanaan, programming, action program dan budgeting. Bagaimana caranya yaitu
melalui program nyata atau konkrit dan terukur, berani mengambil terobosan. Apabila
hal tersebut telah dilalui maka akan memunculkan percepatan pembangunan yang
dapat bermanfaat lahir dan batin khususnya bagi masyarakat Kalimantan Selatan
dan Negara Kesatuan Republik Indonesia pada umumnya.
Selanjutnya,
didalam membangun daerah Kalsel tersebut, perlu masyarakatnya mencontoh para
pejuang Kalimantan Selatan yang dengan segala pengorbanannya diberikan kepada
bangsa dan negara tanpa unsur pamrih apapun. Oleh karena itu, sejarah para
pejuang dan mengenang serta memperingati jasa pejuang kalimantan selatan merupakan
syarat mutlak untuk menambah semangat membangun bagi daerahnya. Semangat para
pejuang dapat dijadikan roh bersama dalam membangun daerah kalimantan selatan menuju
masyarakat yang adil, sejahtera lahir batin dalam wadah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Disamping
itu juga, bahwa semangat Proklamasi 1945 dan semangat 17 Mei 1945 (perjuangan
masyarakat Kalsel) merupakan pondasi awal dalam menciptakan pembangunan
Kalimantan Selatan secara utuh dan berkesinambungan. Kesemuanya ini dengan
kesadaran bersama maka tuntutan lebih ekstrem terhadap pemerintah pusat seperti
ancaman ADPSI, empat Gubernur kalimantan dan ormas LSM serta Kerukunan Warga
kalimantan Selatan (KWKS), dengan tema Kalimantan menggungat dapat dielemanisir
dengan cepat dan tanggap.
Kondisi
ini menurutnya, bahwa kesadaran kedua pihak yaitu pemerintah pusat dan
pemerintah daerah harus betul-betul
menyadari bahwa pembangunan yang dilakukan ini adalah untuk kemaslahatan
masyarakat secara utuh yaitu menggabungkan konsep kebersamaan, kesatuan
geografis, infrastuktur, sosial dan budaya. Berdasarkan hal tersebut, apabila ini
dilaksanakan maka sangat tidak diragukan lagi pembangunan yang dicita-cita sesuai
amanat UUD 1945 Pasal 33 tersebut akan terwujud. ( Redaksi KWKS)
Biografi Penulis :
Biografi Penulis :
Drs.
H. Moebramsjah Ramli, AKF.
Lahir : Amuntai Kalsel, 05
Januari 1934
Riwayat Pendidikan :
1953 – Ahli
Kesehatan Farmasi
1970 - Administrasi Negara
1981 – Sespa Interdep
1981 - Lemhannas
Riwayat Karir :
Tahun 2000 –
Mendirikan Yayasan IAMF
(Indonesia Administration And Management Foundation) – Akte
Notaris 11 April 2001 no. 43. Selaku Pendiri Utama – bersama Pendiri Madya Dr. H. Hadiman, SH, MBA, MSc. Rektor
Universitas Bungkarno, Komandan Brimob, Kapolda Sumatra Utara, dan Pendiri Drs. Yakob KM Ismail, MSi, ;
Tahun 2000
– Pensiun Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh
RI di Irak-Baghdad
Tahun 1999
– Pensiun Pegawai Negeri Sipil
Tahun 1954 –Awal
Menjadi PNS Kementerian Kesehatan à Kementerian Kependudukan,
Kementerian PAN/LAN à
Kementerian Luar Negeri
informasi yang menarik untuk pembangunan kalsel
BalasHapusMy grand father, RIP...insya Allah sudah nyaman dan damai disana kakek ku
BalasHapus