Jumat, 11 Mei 2012

EDITORIAL : KALIMANTAN DAERAH KAYA TETAPI MISKIN




Kalimantan adalah pulau terbesar di Indonesia, kalau dilihat dari waktu pulau Kalimantan termasuk Indonesia bagian tengah (WIT). Dimana pulau ini merupakan daerah yang sangat kaya dengan potensi alamnya. Potensi alam yang berlimpah itu memberikan keaneka ragaman mineral seperti minyak, tambang batubara, emas, dan aneka mineral yang tak terhitung banyaknya.

Menyelusuri potensi alam ini, sebenarnya pulau kalimantan merupakan daerah yang sangat kaya dan otomatis dalam pandangan orang awam pasti pulau kalimantan itu pembangunannya sangat maju dan modern, begitu juga masyarakatnya sangat kaya raya. Hal tersebut bila dibandingkan dengan negara Brunei Darusalam dengan penduduk yang hampir sama dengan Kalimantan Selatan, memberikan data pendapatan penduduk terbesar di Asia Tenggara.

Kondisi ini,  sebenarnya menunjukkan bahwa pulau kalimantan beserta isinya sangat maju dibandingkan daerah-daerah lain di Indonesia. Namun kenyataannya apa yang terlihat, pulau kalimantan banyak penduduk miskin. Ini memperlihatkan bahwa kalimantan dengan segala isinya terjajah oleh kepentingan elit dan penguasa.

Oleh karena itu, secara logika apabila daerah yang kaya tapi miskin penduduknya. Tentu ada beberapa sebab yang menjadikan hal itu terjadi, diantaranya adalah :
pertama, masyarakat beserta pimpinannya bisa dibilang apatis terhadap pembangunan di daerahnya. Dimana dengan segala kekayaan alamnya, daerah tersebut tidak dapat diberdayakan secara maksimal, kekayaan alamnya hanya dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi pimpinannya atau elit daerah setempat. Yang akhirnya daerah tersebut hanya dimanfaatkan oleh orang yang berpikir bisnis saja. Sebagai contoh ketika sumber daya alamnya dikeruk dan menimbulkan permasalahan lingkungan, mereka  meninggalkan lahan tersebut tanpa memikirkan perbaikan lingkungan yang sudah dihancurkan dan masyarakat yang ada disekitarnya tidak dihiraukan kesejahteraannya.

Kedua, pulau Kalimantan hanya dijadikan sapi perahan olet penguasa yaitu potensi alamnya dikeruk sebesar-besarnya oleh penguasa elit kekuasaan dan dijadikan komoditas mencari dollar untuk kepentingan kekuasaan dengan memanfaatkan masyarakat lokal sebagai tameng ambisinya. Hal tersebut bisa dilihat dengan banyaknya pertambangan yang dikuasai oleh para Jenderal, para tokoh politik  dan  para pengusaha jakarta.

Ketiga, kurangnya keperdulian Pemerintah pusat terhadap pembangunan daerah Kalimantan, yang seharusnya pembangunan Kalimantan dapat dilakukan secara terencana dan terstruktur untuk membangun Kalimantan yang maju dan sejajar dengan daerah-daerah lain. contohnya seperti pembagian dana pembangunan yang tidak adil, DAK yang pas-pasan, dan dana pembagian pusat daerah yang tidak adil.

Ketiga hal tersebut mungkin dapat dijadikan sebagai renungan untuk dapat memecahkan persoalan pulau Kalimantan keluar dari persoalan keterbelakangan. (Redaksi KWKS)

0 komentar:

Posting Komentar